Sabtu, 29 Mei 2010

KATA-KATA MUTIARA PERJUANGAN HIDUP


Hakekat hidup adl perjuangan n cinta. Perjuangan membutuhkan pengorbanan, cinta butuhkan keiklasan. Raih n nikmati perjuangan hidup dg cinta

cahyono (09:03 AM) :
Kita punya tubuh, hati n akal. Kebutuhan tubuh adl makanan, kebutuhan hati adl agama, kebutuhan akal adl ilmu. Kenyangkan agar sempurna

cahyono (09:04 AM) :
Dg ilmu, hidup akan mudah, Dg agama, hidup akan akan terarah. Dg seni, hidup akan indah. Dg cinta, hidup akan bergairah. Hidup menjd 4 AH.

Hidup adl sbh tantangan, mk hdpilah. Hdp adl sbh lagu, mk nyanyikanlah. Hdp adl mimpi, mk sadarilah. Hdp adl cinta, mk nikmatilah. (Baba)

cahyono (07:32 PM) :
Jk org brpegang pd keyakinan, mk hilanglah ksangsian. Ttp, jk org udah mulai berpegang pada kesangsian, maka hilanglah keyakinan. (Bacon)

cahyono (07:33 PM) :
Kebencian atau dendam tak sakiti org yg tak kita sukai. Ttp prasaan itu menggerogoti kita dlm khidupan kita tiap hari n tp mlm (Peale)

cahyono (07:41 PM) :
Org yg berhasil akan ambil manfaat dari ksalahan2 yg ia lakukan, n akan coba kmbali tuk lakukan dlm cara yg berbeda. (Dale Carnegie)

cahyono (07:51 PM) :
Kita datang kedunia ini sendiri, n sndr pl kita mninggalkannya. Diantra pintu msk n kluar, kt habiskan waktu ntuk cari persdran (Dooling)

Hidup dengan melakukan kesalahan akan tampak lebih terhormat daripada selalu benar karena tidak pernah melakukan apa-apa. (GB Shaw)


cahyono (09:47 PM) :
Kita melihat kebahagiaan itu spt pelangi, tak pernah berada diatas kepala kt sendiri, ttp slalu berada diatas kepala org lain.(T.Hardy)

cahyono (09:58 PM) :
Kegagalan bisa kita hindari dg; tak katakan apa2, tak lakukan apa2 dan tak jadi apa2, tapi juga nggak dpt apa2. (Denis Waitley)

cahyono (10:05 PM) :
Semua yang dimulai dengan rasa marah, akan berakhir dengan rasa malu. (Benjamin Franklin)
Hiduplah spt pohon kayu yg lebat buahnya; hidup di tepi jln dan dilempari org dengan batu, tetapi dibalas dengan buah. (Abu Bakar Sibli)


cahyono (10:20 PM) :
Ada yg ukur hidup dr hari or dg denyut jantung, gairah n air mata. Ttp uk sejati adl apa yg tlah kita lakukan untk org lain (Confucius)

SMS Messages - Ratih Pro (10:53 PM) :
PERTAHANAN TERBAIK MENGHADAPI FITNAH ADALAH KEBENARAN.

Tak ada rahasia untuk menggapai sukses. Sukses itu dpt terjadi krn persiapan, kerja keras, dan mau belajar dari kegagalan. (General Powell)

cahyono (01:04 PM) :
Semua orang tidak perlu menjadi malu krn pernah berbuat kesalahan, selama ia menjadi lebih bijaksana daripada sebelumnya. (Alexander Pope)

Sukses seringkali datang pada mereka yang berani bertindak; dan jarang menghampiri penakut yang tak berani mengambil konsekuensi (J Nehru)

Kebahagiaan kita tumbuh berkemb bila kita bantu orla. Kebhgiaan itu bagai sebh tnm; hrs disirami stp hr dg sikap n tind memberi (Walters)

cahyono (01:48 PM) :
Kebahagiaan tergantung pada apa yang dapat kita berikan, bukan pada apa yang dapat kita peroleh. (Mohandas Gandhi)

SMS Messages - Ratih Pro (01:48 PM) :
KEHIDUPAN YG BAIK ADL YG SELALU MENINGKAT KEBAIKANNYA DARI WAKTU KE WAKTU.

cahyono (01:55 PM) :
Kita sehrsnya diajar utk tak nunggu inspirasi memulai sst. Tindakan sll lahirkan inspirasi. Sd inspirasi jarang diikuti dg tind (Tibolt)


cahyono (02:02 PM) :
Kerendahan hati tuntun pd kkuatn bkn klemahn. akui keslhan n lakukn perub keslhan adl bent tertinggi dr penghormatan pd diri sdr (Mccloy)

Hati kita belum hidup kalo blm pernah alami rs sakit. Rasa sakit krn cinta akan mbuka hati, bahkan bila hati itu sekeras batu (Khan)

Seorg pemimpin adl org yg lihat lbh banyak drpd org lain, lihat lbh jauh drpd orla, dan melihat sebelum orang lain melihat. (Leroy Eims)

Kebahagiaan tergantung pada apa yang dapat kita berikan, bukan pada apa yang dapat kita peroleh. (Mohandas Gandhi)

cahyono (05:05 PM) :
Jika kita membuat seseorang bahagia hari ini, kita jg membuat dia berbahagia 20 th lagi, saat ia mengenang peristiwa itu. (Sydney Smith)

Kita harus saling memaafkan dan kemudian melupakan apa yang telah kita maafkan. (Andrew Jackson)

Kita sma hidup dlm ketegangan, dr waktu ke waktu, serta dr hari ke hari; kita adalah pahlawan dari cerita kita sendiri. (Mary McCarthy)

Ujian ksuksesan bknlah pd kmampnya tuk cegah mnclnya mslh, tp pd waktu hadapi n slesaikan tiap ksulitan saat mslh itu terjadi (Schwartz)

Bila kamu tak dpt berikan kbaikan kpd orla dg kkayaanmu, berilah mrk kbaikan dg wajahmu yg berseri2 n akhlak yang baik (Nabi Muhammad SAW)

cahyono (11:38 AM) :
Kepuasan terletak pada usaha, bukan pada hasil. Berusaha dengan keras adalah kemenangan yang hakiki. (Mahatma Gandhi)

------------------------------
Friday, January 17, 2003 :
------------------------------

cahyono (11:46 PM) :
Kebanyakan dari kita tidak mensyukuri apa yang sudah kita miliki, tetapi kita selalu menyesali apa yang belum kita capai. (Schopenhauer)

------------------------------
Sunday, January 19, 2003 :
------------------------------

cahyono (04:31 PM) :
Alam memberi kita cm satu lidah, tapi dua telinga, agar supaya kita dua kali lebih banyak mendengar daripada berbicara. (La Rouchefoucauld)

cahyono (11:43 PM) :
Orang yang luar biasa itu sederhana dalam ucapan, tetapi hebat dalam tindakan. (Confusius)

Setiap orang bodoh bisa mengkritik, menyalahkan dan mengeluh, dan kebanyakan dari mereka melakukan hal itu. (Lawrence G. Lovasik)

cahyono (06:36 AM) :
Krn mns cinta dirinya, trsembunyilah aib dirinya; tak klihatan olehnya walau nyata. Kecil dipandangnya walau bgmn besarnya (At Thabib)

Krendahn hati tuntun pd kkuatn bkn klemahn. Akui ksalahan n lakukan perubn atas ksalahan adl bntk trtinggi dr pnghormatan pd dr sdr (Mccloy)

cahyono (10:00 AM) :
pengalaman dpt perkaya kehidupan itu sendiri. Krn tiada kata akhir utk belajar spt jg tiada kata akhir untuk kehidupan. (Annemarie Schimmel)

Hati yang penuh syukur, bukan saja merupakan kebajikan yang terbesar, melainkan merupakan pula induk segala kebajikan yang lain. (Cicero)

Esensi tasawuf adl cinta. Cinta sejati adl keikhlasan sejati. Menjaga cinta adl menjaga keikhlasan. Kunci ikhlas adl; niat, ilmu, dan hati.

Kebesaran n kedewasaan seseorang adl diukur sbrp besar jiwa n kemamp introspeksinya thd setiap langkah2nya. Bukan dr harta yg diperolehnya

Sahabatmu adl keb jiwamu yg terpenuhi. Dialah ladang hatimu, yg dg kasih kautaburi dan kau pungut buahnya pnh rs terimakasih. (Gibran).

cahyono (03:29 PM) :
Kita hampiri dikl hati gersang klaparan, dan cari dikl jiwa bthkan kdamaian. Jngnlah ada tuj lain dari prshbtan kec slng perkaya jw(Gibran)

Hidup adl sbh tantangan, mk hdpilah. Hdp adl sbh lagu, mk nyanyikanlah. Hdp adl mimpi, mk sadarilah. Hdp adl cinta, mk nikmatilah. (Baba)


cahyono (07:23 PM) :
Jk org brpegang pd keyakinan, mk hilanglah ksangsian. Ttp, jk org udah mulai berpegang pada kesangsian, maka hilanglah keyakinan. (Bacon)


cahyono (07:29 PM) :
Kebencian atau dendam tak sakiti org yg tak kita sukai. Ttp prasaan itu menggerogoti kita dlm khidupan kita tiap hari n tp mlm (Peale)


cahyono (07:39 PM) :
Org yg berhasil akan ambil manfaat dari ksalahan2 yg ia lakukan, n akan coba kmbali tuk lakukan dlm cara yg berbeda. (Dale Carnegie)


cahyono (07:50 PM) :
Kita datang ke dunia ini sendiri, n sndr pl kita mninggalkannya. Diantra pintu msk n kluar, kt habiskan waktu ntuk cari prshbtan (Dooling)


cahyono (09:12 PM) :
Cintailah org yg kau cintai skedarnya aja;sapa th,ia kan jd org yg kaubenci. Bencilah org skdrnya;sapa th,ia kan jd org yg kaucintai (Ali)

Kita melihat kebahagiaan itu spt pelangi, tak pernah berada diatas kepala kt sendiri, ttp slalu berada diatas kepala org lain.(T.Hardy)


cahyono (09:46 PM) :
Hidup dengan melakukan kesalahan akan tampak lebih terhormat daripada kelihatan benar karena tidak pernah melakukan apa-apa. (GB Shaw)


cahyono (09:54 PM) :
Agar dpt ambil kep tepat, kita hrs dengar jiwa kita dalam kesenyapan. Dlm kesunyian kita dpt dengar kebenaran n lihat pemecahan2 (Chopra)


cahyono (09:58 PM) :
Kegagalan bisa kita hindari dg; tak katakan apa2, tak lakukan apa2 dan tak jadi apa2, tapi juga nggak dpt apa2. (Denis Waitley)


cahyono (10:05 PM) :
Semua yang dimulai dengan rasa marah, akan berakhir dengan rasa malu. (Benjamin Franklin)

cahyono (10:13 PM) :
Hiduplah spt pohon kayu yg lebat buahnya; hidup di tepi jln dan dilempari org dengan batu, tetapi dibalas dengan buah. (Abu Bakar Sibli)

cahyono (10:14 PM) :
wus wus wus wes wes wes wos wos wos. Ahak ahak ahaki ihik ihik ihik uhuk uhuk. Usuk usuk usuk esek esek esek osok osok osok................

cahyono (10:20 PM) :
Ada yg ukur hidup dr hari or dg denyut jantung, gairah n air mata. Ttp uk sejati adl apa yg tlah kita lakukan untk org lain (Confucius)

Tak ada rahasia untuk menggapai sukses. Sukses itu dpt terjadi krn persiapan, kerja keras, dan mau belajar dari kegagalan. (General Powell)

cahyono (01:04 PM) :
Semua orang tidak perlu menjadi malu krn pernah berbuat kesalahan, selama ia menjadi lebih bijaksana daripada sebelumnya. (Alexander Pope)

cahyono (01:34 PM) :
Sukses seringkali datang pada mereka yang berani bertindak; dan jarang menghampiri penakut yang tak berani mengambil konsekuensi (J Nehru)


cahyono (01:45 PM) :
Kebahagiaan kita tumbuh berkemb bila kita bantu orla. Kebhgiaan itu bagai sebh tnm; hrs disirami stp hr dg sikap n tind memberi (Walters)


cahyono (01:48 PM) :
Kebahagiaan tergantung pada apa yang dapat kita berikan, bukan pada apa yang dapat kita peroleh. (Mohandas Gandhi)

cahyono (01:55 PM) :
Kita sehrsnya diajar utk tak nunggu inspirasi memulai sst. Tindakan sll lahirkan inspirasi. Sd inspirasi jarang diikuti dg tind (Tibolt)

cahyono (02:01 PM) :
Kerendahan hati tuntun pd kkuatn bkn klemahn. akui keslhan n lakukn perub keslhan adl bent tertinggi dr penghormatan pd diri sdr (Mccloy)

Bagian terbaik dari hidup seseorang adalah perbuatan-perbuatan baiknya dan kasihnya yang tidak diketahui orang lain. (William Wordsworth)

164411499 (00:15 AM) :
Hati yang penuh syukur, bukan saja merupakan kebajikan yang terbesar, melainkan merupakan pula induk segala kebajikan yang lain. (Cicero)

Kegagalan dpt krn dua sebab. Yakni, orang yang berpikir tapi tidak pernah bertindak, dan orang yang bertindak tp tak pernah berpikir (Nance)

Kita harus saling memaafkan dan kemudian melupakan apa yang telah kita maafkan. (Andrew Jackson)

cahyono (10:58 PM) :
Kita sma hidup dlm ketegangan, dr waktu ke waktu, serta dr hari ke hari; kita adalah pahlawan dari cerita kita sendiri. (Mary McCarthy)

cahyono (11:17 PM) :
Ujian ksuksesan bknlah pd kmampnya tuk cegah mnclnya mslh, tp pd waktu hadapi n slesaikan tiap ksulitan saat mslh itu terjadi (Schwartz)


cahyono (11:25 PM) :
Cinta adalah bagai mawar liar, indah dan tenang, tetapi mampu menumpahkan darah demi mempertahankannya. (Mark A. Overby)

Bila kamu tak dpt berikan kbaikan kpd orla dg kkayaanmu, berilah mrk kbaikan dg wajahmu yg berseri2 n akhlak yang baik (Nabi Muhammad SAW)


cahyono (11:35 AM) :
Kepuasan terletak pada usaha, bukan pada hasil. Berusaha dengan keras adalah kemenangan yang hakiki. (Mahatma Gandhi)

Kebanyakan dari kita tidak mensyukuri apa yang sudah kita miliki, tetapi kita selalu menyesali apa yang belum kita capai. (Schopenhauer)

Pengalaman bukan apa yang terjadi pada kita, melainkan apa yang kita lakukan atas apa yang terjadi pada kita. (Aldous Huxley)

cahyono (01:20 PM) :
Sahabat terbaik dr kbenaran adl waktu, musuh terbesar adl prasangka, n pengiringnya tersetia adalah kerendahan hati. (Caleb Charles Colton)

Alam memberi kita cm satu lidah, tapi dua telinga, agar supaya kita dua kali lebih banyak mendengar daripada berbicara. (La Rouchefoucauld)

Jangan lihat ms lampau dg penyesalan; jangan pula lihat masa depan dg ketakutan; tapi lihatlah sekitar kita dg penuh kesadaran (J Thurber)

cahyono (11:43 PM) :
Orang yang luar biasa itu sederhana dalam ucapan, tetapi hebat dalam tindakan. (Confusius)
Aku meyakini diblk kegagalanku th lalu akan ada semangat n keberhasilan di th ini. mk aku ingin mencoba keberuntungan di th ini, hrs berhsl.

Cara siapkan ms depan adlh mulai sekarang, shg thn dpn kita kan tahu bnyk hal yg tak diket, n kita tak akan ket ms dpn jk mnunggu2 (Feather)

cahyono (11:18 PM) :
Bekerjalah bagai tak butuh uang. Mencintailah bagaikan tak pernah disakiti. Menarilah bagaikan tak seorang pun sedang menonton. (Mark Twain)

Cinta sm spt sft air dlm tnh. Bila tak ckp menggali, yg kita dpt adlh air keruh. Bila mnggali dlm, kita peroleh air bersih n jernih (Khan)

cahyono (11:34 PM) :
Dlm kehid sehari2, kita dpt mlihat bahwa bkn kbahagiaan yg buat kita bertrmksh, tp rs trm kshlah yg membuat kita berbahagia. (Albert Clarke)

Kita berdoa kalau kesusahan dan membutuhkan sesuatu, mestinya kita jg berdoa dlm kegembiraan besar dan saat rezeki melimpah (Kahlil Gibran)

Tiga sifat manusia yang merusak adl, kikir yg dituruti, hawa nafsu yg diikuti, serta sifat mengagumi diri sdr yg berlebihan (Muhammad SAW)

Apabila kita menutup pintu terhadap segala kesalahan, maka kitapun juga telah menutup pintu terhadap kebenaran. (Rabindranath Tagore)

Orang2 sukses tlah blajar mbuat diri mrk lakukan hal yg hrs dikerjakan ktika hal itu emang hrs dikerjakan, disukai or tidak (Aldus Huxley)

cahyono (06:31 AM) :
Rahmat sering datang kpd kita dlm bentuk kesakitan, kehilangan dan kekecewaan; tapi kalau sabar, kita sgr akan mlihat bntk aslinya (Addison)

cahyono (06:36 AM) :
Krn mns cinta dirinya, trsembunyilah aib dirinya; tak klihatan olehnya walau nyata. Kecil dipandangnya walau bgmn besarnya (At Thabib)

cahyono (06:48 AM) :
Kebahagiaan tertinggi dlm kehidupan adl kepastian bahwa kita dicintai seperti apa adanya kondisi kita (Victor Hugo)

cahyono (07:16 AM) :
Mereka yang mencapai puncak keberhasilan adl mereka yang melakukan pekerjaan2 dg segenap tenaga, semangat, dan kerja keras (Harry S.Truman)

Saat berbicara mode, berenanglah mengikuti arus. Saat bicara prinsip, tegarlah seperti batu karang. (Thomas Jefferson)

cahyono (09:49 PM) :
Orang2 yg gagal adl mrk yg berpikir gagal pdhl tak pernah melakukannya, dan mrk yg melakukan kegagalan tp tak pernah mmikirkannya (JC Salak)

Jangan pernah berpisah tanpa ungkapan kasih sayang untuk dikenang. Mungkin saja perpisahan itu ternyata untuk selamanya. (Jean Paul Richter)

Apapun fakta yg ada didpn kita tk lbh pent drpd sikap kita dlm mhadapinya, krn itulah yg nentukan kberhasilan or kgagalan kita (NV Peale)

cahyono (09:50 AM) :
Ssorg mestinya lakukan peknya dg baik shg mrk yg masih hidup, yg sdh mati, n yg blm lahir tak mampu melakukannya lebih baik lagi. (ML King)

cahyono (09:55 AM) :
Krendahn hati tuntun pd kkuatn bkn klemahn. Akui ksalahan n lakukan perubn atas ksalahan adl bntk trtinggi dr pnghormatan pd dr sdr (Mccloy)

pengalaman dpt perkaya kehidupan itu sendiri. Krn tiada kata akhir utk belajar spt jg tiada kata akhir untuk kehidupan. (Annemarie Schimmel)


Jumat, 28 Mei 2010

KISAH NABI ISMAIL

KISAH NABI ISMAIL

Ismail berusia belia ketika memulai perjalanannya menuju Allah SWT. Ibunya membawanya dan menidurkannya di atas tanah, yaitu tempat yang sekarang kita kenal dengan nama sumur zamzam dalam Ka'bah. Saat itu tempat yang dihuninya sangat tandus dan belum terdapat sumur yang memancar dari bawah kakinya. Tidak ada di sana setetes air pun. Nabi Ibrahim meninggalkan istrinya, Hajar, bersama anaknya yang kecil. "Wahai Ibrahim kemana engkau hendak pergi dan membiarkan kami di lembah yang kering ini?" Kata Hajar. "Wahai Ibrahim di mana engkau akan pergi dan membiarkan kami? Wahai Ibrahim ke mana engkau akan pergi?" Si ibu mengulang-ulang apa yang dikatakannya. Sedangkan Nabi Ibrahim diam dan tidak menjawab. Kita tidak mengetahui secara pasti bagaimana perasaan Nabi Ibrahim saat meninggalkan mereka berdua di suatu lembah yang tidak ada di alamnya tumbuh-tumbuhan dan minuman. Namun Allah SWT telah memerintahkannya untuk tinggal di lembah itu. Dengan lapang dada Nabi Ibrahim melaksanakan perintah Allah SWT.

Dalam kisah-kisah israiliyat (kisah-kisah palsu yang dibuat oleh Bani Israil) disebutkan bahwa istri pertamanya, Sarah, tampak cemburu pada Hajar, istri keduanya, sehingga karenanya Nabi Ibrahim harus menjauhkannya beserta anaknya. Kami percaya bahwa kisah ini palsu dan penuh dengan kebohongan. Jika kita mengamati kepribadian Nabi Ibrahim, maka kita mengetahui bahwa beliau tidak akan mendapat perintah dari seorang pun selain Allah SWT.

Kami tidak meyakini bahwa beliau terperangkap dalam perasaan kecemburuan feminisme dan kami juga tidak percaya bahwa beliau sengaja membangkitkan perasaan ini. Kami tidak mengira bahwa pribadi Sarah yang mulia akan terpedaya dengan sikap egoisme. Bukankah ia sendiri yang menikahkan Nabi Ibrahim dengan Hajar, pembantunya agar ia mendapatkan keturunan? Ia menyadari bahwa dirinya wanita tua dan mandul. Ia sendiri yang menikahkannya dan membantu pelaksanaannya. Ia telah memberikan dan mengabdikan dirinya kepada seorang lelaki yang hatinya tiada dipenuhi dengan cinta kepada siapa pun kecuali cinta kepada Penciptanya.

Allah SWT berfirman tentang Sarah dan Hajar:

"Rahmat Allah dan keberkatan-Nya dicurahkan atas kamu, hai ahlulbait! Sesungguhnya Allah Maha Terpuji lagi Maha Pemurah. (QS. Hud: 73)

Jadi, masalahnya adalah bukan masalah kecemburuan antara sesama wanita, namun ia adalah tugas yang diperintahkan oleh Allah SWT yang di dalamnya tersembunyi hikmah-Nya. Barangkali Sarah lebih heran daripada Hajar ketika Nabi Ibrahim memerintahkannya untuk membawa anaknya Ismail dan mengikutinya. "Ke mana engkau hai Ibrahim pergi?" Mungkin pertama-tama Hajar yang bertanya kepadanya dan mungkin juga Sarah yang bertanya. Nabi Ibrahim hanya terdiam dan akhirnya kedua wanita itu pun juga terdiam.

Di sana terdapat hikmah yang tersembunyi di mana Nabi Ibrahim tidak mengetahuinya dan Allah SWT tidak menjelaskan kepadanya. la tidak mengetahui hai itu sebagaimana mereka berdua juga tidak mengetahuinya. Jadi kedua-duanya hanya terdiam sebagai bentuk akhlak dari istri-istri nabi. Inilah Hajar yang sendirian bersama anaknya di lembah yang terasing dan tandus, di mana ia tidak mengetahui rahasia di balik tempat itu. Inilah Ismail yang memulai perjalanannya menuju Allah SWT saat masih menyusui. Ia mengalami ujian saat masih kecil dan juga ujian bagi ayahnya, di mana ia mendapatkan seorang anak saat sudah tua. Nabi Ibrahim menyadari bahwa manusia tidak memiliki sesuatu pun dalam dirinya. Dan seseorang yang cinta kepada Allah SWT akan memberikan dirinya kepada Allah SWT dan akan memberikan apa yang disukai oleh dirinya kepada Allah SWT tanpa harus diminta. Itu adalah hukum cinta yang dalam. Kami tidak percaya bahwa Nabi Ibrahim mengetahui mengapa ia harus meninggalkan Ismail dan ibunya di tempat itu. Kami tidak mengira bahwa Allah SWT telah memberitahunya. Allah SWT hanya menurunkan perintah dan Ibrahim hanya menaatinya. Di sinilah tampak kerasnya ujian dan kesulitannya. Di sinilah cinta yang paling dalam diungkapkan, dan di sinilah cinta yang murni dituangkan.

Allah SWT menguji kekasih-Nya Ibrahim dengan suatu ujian yang sangat keras, di mana umumnya para orang tua berat sekali melakukannya. Bukan berarti bahwa cinta Allah SWT kepada Ibrahim dan cinta Ibrahim kepada-Nya menjadikan Ibrahim tidak memiliki perasaan kemanusiaan. Kekuatan cintanya pada Allah SWT justru menjadikan sebagai lautan dari perasaan kemanusiaan, bahkan lautan yang tidak bertepi. Perasaan beliau terhadap Ismail lebih besar, lebih lembut, dan lebih sayang dari perasaan ayah mana pun terhadap anaknya. Meskipun demikian, beliau rela meninggalkannya di tempat yang tandus karena Allah SWT memerintahkan hal tersebut. Terjadilah pergulatan dalam dirinya namun ia mampu melewati ujiannya dan beliau memilih cinta Allah SWT daripada cinta anaknya.

Ketika Nabi Ibrahim menampakkan kecintaan yang luar biasa dari yang seharusnya kepada anaknya, maka Allah SWT memerintahkannya untuk menyembelihnya. Allah SWT agar hanya Dia yang menjadi pusat cinta para nabi-Nya. Barangsiapa yang mencintai Allah SWT, maka ia pun harus mencintai kebenaran dan orang yang mencintai kebenaran adalah orang memenuhi hatinya dengan cinta kepada Penciptanya semata. Ismail mewarisi kesabaran ayahnya. Nabi Ibrahim berdoa kepada Allah SWT sebelumnya:

"Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang saleh" (QS. ash-Shaffat: 100)

Allah SWT menjawab:

"Maka Kami beri dia kabar gembira dengan seorang anak yang amat sabar." (QS. ash-Shaffat: 101)

Kesabaran yang sama yang terdapat pada ayahnya, kebaikan yang sama, ketakwaan yang sama, dan adab kenabian yang sama pula. Ismail mendapatkan ujian yang pertama saat beliau kecil dan ujian itu berakhir saat Allah SWT memancarkan zamzam dari kedua kakinya sehingga darinya ibunya minum dan menyusuinya. Kemudian Ismail mendapatkan ujian yang kedua dalam hidupnya saat ia menginjak masa muda:

"Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu!' Ia menjawab: 'Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu: Insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar.'" (QS. ash-Shaffat: 102)

Apa yang Anda kira terhadap jawaban si anak? Ia tidak bertanya tentang sifat dari mimpi itu, dan ia tidak berdebat dengan ayahnya tentang kebenaran mimpi itu, tetapi yang dikatakannya: "Wahai ayahku laksanakanlah apa yang diperintahkan. "Janganlah engkau gelisah karena aku dan janganlah engkau menampakkan kesedihan dan keluh-kesah. "Engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar." Demikianlah jawaban seorang anak yang saleh terha­dap ayahnya yang saleh. Itulah puncak dari kesabaran dari seorang anak dan tentu orang tuanya lebih harus bersabar. Itu bagaikan perlombaan di antara keduanya untuk menguji siapa di antara mereka yang paling sabar. Perlombaan yang tujuannya adalah meraih cinta Allah SWT.

Allah SWT berfirman:

"Dan ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka) kisah Ismail (yang tersebut) di dalam Al-Qur'an. Sesungguhnya ia adalah seorang yang benar janjinya, dan dia adalah seorang rasul dan nabi. Dan ia menyuruh keluarganya untuk bersembahyang dan menunaikan zakat, dan ia adalah seorang yang diridhai di sisi Tuhannya." (QS. Maryam: 54-55)

Baitullah

Ismail hidup di semenanjung Arab sesuai dengan kehendak Al­lah SWT. Ismail memelihara kuda dan terhibur dengannya serta memanfaatkannya untuk keperluannya. Sedangkan air zamzam sangat membantu orang-orang yang tinggal di daerah itu. Kemudian sebagian kafilah menetap di situ dan sebagian kabilah tinggal di tempat itu. Nabi Ismail tumbuh menjadi dewasa dan menikah. Lalu ayahnya, Nabi Ibrahim, mengunjunginya dan tidak menemukannya dalam rumah namun ia hanya mendapati istrinya. Nabi Ibrahim bertanya kepadanya tentang kehidupan mereka dan keadaan mereka. Istrinya mengadukan padanya tentang kesempitan hidup dan kesulitannya. Nabi Ibrahim berkata padanya: "Jika datang suamimu, maka perintahkan padanya untuk mengubah gerbang pintunya."

Ketika Nabi Ismail datang, dan istrinya menceritakan padanya perihal kedatangan seorang lelaki, Ismail berkata: "Itu adalah ayahku dan ia memerintahkan aku untuk meninggalkanmu, maka kembalilah engkau pada keluargamu." Kemudian Nabi Ismail menikahi wanita yang kedua. Nabi Ibrahim mengunjungi istri keduanya dan bertanya kepadanya tentang keadaannya. Lalu ia menceritakan pada­nya bahwa mereka dalam keadaan baik-baik dan dikaruniai nikmat. Nabi Ibrahim puas terhadap istri ini dan memang ia cocok dengan anaknya. Barangkali Nabi Ibrahim menggunakan kemampuan spiritualnya dan cahaya yang mampu menyingkap kegaiban yang dimilikinya. Nabi Ibrahim menyiapkan Ismail untuk mengemban tugas yang besar. Yaitu tugas yang membutuhkan kerja keras kemanusiaan seluruhnya dan waktunya seluruhnya serta kenyamanannya seluruhnya.

Ismail menjadi besar dan mencapai kekuatannya. Nabi Ibrahim mendatanginya. Tibalah saat yang tepat untuk menjelaskan hikmah Allah SWT yang telah terjadi dari perkara-perkara yang samar. Nabi Ibrahim berkata kepada Ismail: "Wahai Ismail, sesungguhnya Allah SWT memerintahkan padaku suatu perintah" ketika datang perintah pada Nabi Ibrahim untuk menyembelihnya, beliau menjelaskan kepadanya persoalan itu dengan gamblang. Dan sekarang ia hendak mengemukakan perintah lain yang sama agar ia mendapatkan keyakinan bahwa Ismail akan membantunya. Kita di hadapan perintah yang lebih penting daripada penyembelihan. Perintah yang tidak berkenaan dengan pribadi nabi tetapi berkenaan dengan makhluk.

Ismail berkata: "Laksanakanlah apa yang diperintahkan Tuhanmu padamu." Nabi Ibrahim berkata: "Apakah engkau akan membantuku?" Ismail menjawab: "Ya, aku akan membantumu." Nabi Ibrahim berkata: "Sesungguhnya Allah SWT memerintahkan aku untuk membangun rumah di sini." Nabi Ibrahim mengisyaratkan dengan tangannya dan menunjuk suatu bukit yang tinggi di sana.

Selesailah pekerjaan itu. Perintah itu telah dilaksanakan dengan berdirinya Baitullah yang suci. Itu adalah rumah yang pertama kali dibangun untuk menusia di bumi. Ia adalah rumah pertama yang di dalamnya manusia menyembah Tuhannya. Dan karena Nabi Adam adalah manusia yang pertama turun ke bumi, maka keutamaan pembangunannya kembali padanya. Para ulama berkata: "Sesungguhnya Nabi Adam membangunnya dan ia melakukan thawaf di sekelilingnya seperti para malaikat yang tawaf di sekitar arsy Allah SWT.

Nabi Adam membangun suatu kemah yang di dalamnya ia menyembah Allah SWT. Adalah hal yang biasa bagi Nabi Adam— sebagai seorang Nabi—untuk membangun sebuah rumah untuk menyembah Allah SWT. Tempat itu dipenuhi dengan rahmat. Kemudian Nabi Adam meninggal dan berlalulah abad demi abad sehingga rumah itu hilang dan tersembunyi tempatnya. Maka Nabi Ibrahim mendapatkan perintah dari Allah SWT untuk membangun kedua kalinya agar rumah itu tetap berdiri sampai hari kiamat dengan izin Allah SWT. Nabi Ibrahim mulai membangun Ka'bah. Ka'bah adalah sekumpulan batu yang tidak membahayakan dan tidak memberikan manfaat. Ia tidak lebih dari sekadar batu. Meskipun demikian, ia merupakan simbol tauhid Islam dan tempat penyucian kepada Allah SWT. Nabi Adam memiliki tauhid yang tinggi dan Islam yang mutlak. Nabi Ibrahim pun termasuk seorang Muslim yang tulus dan ia bukan termasuk seorang musyrik.

Batu-batu rumah itu telah dibangun dari ketenteraman hati Nabi Adam dan kedamaian Nabi Ibrahim serta cintanya dan kesabaran Nabi Ismail serta ketulusannya. Oleh karena itu, ketika Anda memasuki Masjidil Haram Anda akan merasakan suatu gelombang kedamaian yang sangat dalam. Terkadang pada kali yang pertama engkau melihat dirimu dan tidak melihat rumah dan pemeliharanya. Dan barangkali engkau melihat rumah pada kali yang kedua namun engkau tidak melihat dirimu dan Tuhanmu. Ketika engkau pergi ke haji engkau tidak akan melihat dirimu dan rumah itu yang engkau lihat hanya pemelihara rumah itu. Ini adalah haji yang hakiki. Inilah hikmah yang pertama dari pembangunan Ka'bah.

Allah SWT berfirman:

"Dan (ingatlah), ketika Ibrahim meninggikan (membina) dasar-dasar baitullah bersama Ismail (seraya berdoa): 'Ya Tuhan kami terimalah dari kami (amalan kami), sesungguhnya Engkaulah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. Ya Tuhan kami, jadikanlah kami berdua orang yang tunduk dan patuh kepada Engkau dan (jadikanlah) di antara anak cucu kami umat yang tunduk patuh kepada Engkau dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara dan tempat-tempat ibadah haji kami, dan terimalah taubat kami. Sesungguhnya Engkau­lah Yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang. Ya Tuhan kami, utuslah untuk mereka seorang rasul dari kalangan mereka, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat Engkau, dan mengajarkan kepada mereka al-Kitab (al-Qur'an) dan al-Hikmah (as-Sunnah) serta menyucikan mereka. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. " (QS. al-Baqarah: 127-129)

Ka'bah terdiri dari batu-batuan yang ada di bumi di mana ia dijadikan pondasi oleh Nabi Ibrahim dan Ismail. Sejarah menceritakan bahwa ia pernah dihancurkan lebih dari sekali sehingga ia pun beberapa kali dibangun kembali. Ia tetap berdiri sejak masa Nabi Ibrahim sampai hari ini. Dan ketika Rasulullah saw diutus —sebagai bukti pengkabulan doa Nabi Ibrahim—beliau mendapad Ka'bah dibangun terakhir kalinya, dan tenaga yang dicurahkan oleh orang-orang yang membangunnya sangat terbatas di mana mereka tidak menggali dasarnya sebagaimana Nabi Ibrahim menggalinya. Dari sini kita memahami bahwa Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail mencurahkan tenaga keras yang tidak dapat ditandingi oleh ribuan laki-laki. Rasullah saw telah menegaskan bahwa kalau bukan karena kedekatan kaum dengan masa jahiliyah dan kekhawatiran orang-orang akan menuduhnya dengan berbagai tuduhan jika beliau menghancurkannya dan membangunkannya kembali, niscaya beliau ingin merobohkannya dan mengembalikannya ke pondasi Nabi Ibrahim.

Sungguh kedua nabi yang mulia itu telah mencurahkan tenaga keras dalam membangunnya. Mereka berdua menggali pondasi karena dalamnya tanah yang di bumi. Mereka memecahkan batu-batuan dari gunung yang cukup jauh dan dekat, lalu setelah itu memindahkannya dan meratakannya serta membangunnya. Tentu hal itu memerlukan tenaga keras dari beberapa pria tetapi mereka berdua membangunnya bersama-sama. Kita tidak mengetahui berapa banyak waktu yang digunakan untuk membangun Ka'bah sebagaimana kita tidak mengetahui waktu yang digunakan untuk membuat perahu Nabi Nuh. Yang penting adalah, bahwa perahu Nabi Nuh dan Ka'bah sama-sama sebagai tempat perlindungan manusia dan tempat yang membawa keamanan dan kedamaian. Ka'bah adalah perahu Nabi Nuh yang tetap di atas bumi selama-lamanya. Ia selalu menunggu orang-orang yang menginginkan keselamatan dari kedahsyatan angin topan yang selalu mengancam setiap saat.

Allah SWT tidak menceritakan kepada kita tentang waktu pembangunan Ka'bah. Allah SWT hanya menceritakan perkara yang lebih penting dan lebih bermanfaat. Dia menceritakan tentang kesucian jiwa orang-orang yang membangunnya dan doa mereka saat membangunnya:

"Tuhan kami, terimalah dari hand (amalan kami), sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. " (QS. al-Baqarah: 127)

Itulah puncak keikhlasan orang-orang yang ikhlas, ketaatan orang-orang yang taat, ketakutan orang-orang yang takut, dan kecintaan orang-orang yang mencintai:

"Ya Tuhan kami, jadikanlah kami berdua orang yang tunduk patuh kepada Engkau dan (jadikanlah) di antara cucu kami umat yang tunduk patuh kepada Engkau." (QS. al-Baqarah: 128)

Sesungguhnya kaum Muslim yang paling agung di muka bumi saat itu, mereka berdoa kepada Allah SWT agar menjadikan mereka termasuk orang-orang yang berserah diri pada-Nya. Mereka mengetahui bahwa hati manusia terletak sangat dekat dengan ar-Rahman (Allah SWT). Mereka tidak akan mampu menghindari tipu daya Allah SWT. Olah karena itu, mereka menampakkan kemurnian ibadah hanya kepada Allah SWT, dan mereka membangun rumah Allah SWT serta meminta pada-Nya agar menerima pekerjaan mereka.

Selanjutnya, mereka meminta Islam (penyerahan diri) pada-Nya dan rahmat yang turun pada mereka di mana mereka memohon kepada Allah SWT agar memberi mereka keturunan dari umat Islam. Mereka ingin agar jumlah orang-orang yang beribadah dan orang-orang yang sujud dan rukuk semakin banyak. Sesungguhnya doa Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail menyingkap isi had seorang mukmin. Mereka membangun rumah Allah SWT dan pada saat yang sama mereka disibukkan dengan urusan akidah (keyakinan). Itu mengisyaratkan bahwa rumah itu sebagai simbol dari akidah.

"Dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara dan tempat-tempat ibadah haji kami, dan terimalah taubat kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang. " (QS. al-Baqarah: 128)

Perlihatkanlah kepada kami cara ibadah yang Engkau sukai. Perlihatkanlah kepada kami bagaimana kami menyembah-Mu di bumi. Dan terimalah taubat kami. Sesungguhnya Engkau Maha Penerima taubat dan Maha Penyayang. Setelah itu, kepedulian mereka melampaui masa yang mereka hidup di dalamnya. Mereka berdoa kepada Allah SWT:

"Ya Tuhan kami, utuslah untuk mereka seorang rasul dari kalangan mereka, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat Engkau, dan mengajarkan kepada mereka al-Kitab (al-Qur'an) dan al-Hikmah (as-Sunnah) serta menyucikan mereka. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. " (QS. al-Baqarah: 129)

Akhirnya, doa tersebut terkabul ketika Allah SWT mengutus Muhammad bin Abdillah saw. Doa tersebut terwujud setelah melalui masa demi masa. Selesailah pembangunan Ka'bah dan Nabi Ibrahim menginginkan batu yang istimewa yang akan menjadi tanda khusus di mana tawaf di sekitar Ka'bah akan dimulai darinya. Ismail telah mencurahkan tenaga di atas kemampuan manusia biasa. Beliau bekerja dengan sangat antusias sebagai wujud ketaatan terhadap perintah ayahnya. Ketika beliau kembali, Nabi Ibrahim telah meletakkan Hajar Aswad di tempatnya. "Siapakah yang mendatangkannya (batu) padamu wahai ayahku?" Nabi Ibrahim berkata: "Jibril as yang mendatangkannya." Selesailah pembangunan Ka'bah dan orang- orang yang mengesakan Allah SWT serta orang-orang Muslim mulai bertawaf di sekitarnya. Nabi Ibrahim berdiri dalam keadaan berdoa kepada Tuhannya sama dengan doa yang dibacanya sebelumnya, yaitu agar Allah SWT menjadikan had manusia cenderung pada tempat itu:

"Maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka. "(QS. Ibrahim: 37)

Karena pengaruh doa tersebut, kaum Muslim merasakan kecintaan yang dalam untuk mengunjungi Baitul Haram. Setiap orang yang mengunjungi Masjidil Haram dan kembali ke negerinya ia akan merasakan kerinduan pada tempat itu. Semakin jauh ia, semakin meningkat kerinduannya padanya. Kemudian, datanglah musim haji pada setiap tahun, maka hati yang penuh dengan cinta pada Baitullah akan segera melihatnya dan rasa hausnya terhadap sumur zamzam akan segera terpuaskan. Dan yang lebih penting dari semua itu adalah cinta yang dalam terhadap Tuhan, Baitullah dan sumur zamzam yaitu, Tuhan alam semesta. Allah SWT berfirman berkenaan dengan orang-orang yang mendebat Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail:

"Ibrahim bukan seorang Yahudi dan bukan pula seorang Nasrani, akan tetapi dia adalah seorang yang lurus lagi berserah diri (kepada Allah) dan sekali-kali bukanlah dia termasuk golongan orang-orang musyrik. " (QS. Ali 'Imran: 67)

Allah SWT mengabulkan doa Nabi Ibrahim dan beliau yang pertama kali menamakan kita sebagai orang-orang Muslim. Allah SWT berfirman:

"Dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan. (Ikutilah) agama orang tuamu Ibrahim. Dia telah menamai kamu sekalian orang-orang Muslim dan dahulu. " (QS. al-Hajj: 78)


SRIKANDI CINTA II


“Hawa dijadikan daripada rusuk kiri Adam. Bukan daripada tangan untuk dijadikan penjunjung, bukan daripada kaki untuk dijadikan pengalas. Tapi daripada sisinya untuk dijadikan teman hidup. Dekat dengan lengan untuk dilindungi dan dekat dengan hatinya untuk dikasihi.”

Angin syimal Perlembahan Nil menampar lembut wajah saya. Sesekali mendongak ke hamparan langit nan nebula, saya terpandangkan wajah ayu itu. Ah! Rindu ini menggamit lagi. Lantas kenangan demi kenangan menerpa ke dimensi ingatan. Saya pejamkan mata rapat-rapat. Nah! Mata hati saujana terbentang, mencari kembali kasih gadis yang telah pergi buat selama-selamanya itu. Tanpa disedari, air jernih tumpah dari kolam mata. Sungguh! Perpisahan yang direncana Ilahi amat menduga saya. Wardah kini telah pergi mendakap ketentuan yang hakiki.

Oh ya! Petang tadi, saya ada menerima sepucuk surat dari Malaysia. Mungkin ummi atau Kaklong. Lantas, saya menyiat bucu sampul. Meneliti nama pengirim warkah bertulisan tangan, kemas. Muadz!

Assalamualaikum…
Salam nur sobah kuhulurkan untuk dirimu yang jauh di mata, namun senantiasa dekat di hati ini. Apa khabar dirimu di sana? Harapanku moga kau terus tabah menghadapi hidup yang penuh ujian ini. Tenangkah bayu di bumi Anbiya? Putihkah gumpalan awan di bumi barakah itu? Cemerlangkah sinar al-sham di langit Mesir? Kepingin jua aku untuk menjejakkan kaki di bumi yang melahirkan ramai ulama terbilang itu. Harapanku agar kau jua bakal membawa pulang mutiara indah yang kau kutip di sana, Insya Allah.

Haikal,
Marsummu telah kuterima seminggu yang lalu. Terima kasih kerana kau masih mengingatiku. Ternyata sungai ukhuwah kita masih mengalir dan sungai ini pastinya kan terus mengalir hingga tumpah ke samudera nan membiru, membentuk ukhuwah yang lebih kukuh dan sejati. Membaca kisah pasang surut kehidupanmu yang kau nukilkan di marsummu, membuatkan diriku terpana. Aku tidak mahu menghukummu kerana kuyakin kini kau telah menemui kembali sinar cahaya di hujung pencarianmu. Aku bersyukur kerana kau sempat tersedar daripada kesilapanmu. Bila runtuhnya menara kesombongan diri, terlerai dosa yang telah terpaku. Ayuh! Atur setiap langkah mengejar ganjaran Ilahi. Tinggalkan satu jejak untuk Islam.

Tubir mata saya digenangi air jernih. Saya sedar kebersalahan saya pada diri sendiri, pada kedua ibu bapa yang banyak berkorban untuk kebahagiaan saya, pada Wardah, pada sahabat-sahabat, malah yang lebih jelas saya berdosa pada Allah! Syukurlah. Hidayah Ilahi masih melimpah dalam nurani…

Haikal,
Ketika tinta ini menumpahkan bait bicaraku untukmu, isteriku sedang mentartil Surah Maryam untuk zuriat keduaku yang bakal lahir sepurnama lagi. Aku bersyukur kerana dikurniakan permaisuri hati sepertinya. Benarlah! Sebaik-baik perhiasan dunia itu adalah wanita solehah. Di sisinya, puteri sulungku, Aisyatul Humaira’ yang kuambil namanya bersempena dengan nama isteri kesayangan Rasulullah, Saidatina Aisyah yang banyak meriwayatkan hadis serta menjadi tempat rujukan setelah kewafatan baginda. Terpandang wajahnya, mengembalikanku pada kenangan nan lalu yang masih utuh dipasak kerinduan.

Aku jua punya kisah duka tragis di lembaran sejarah penghidupan. Justeru, aku dapat menyelami rasa hatimu tatkala membaca warkahmu. Benarlah! Hatikan terasa pedihnya saat menanggung rindu. Saratnya duka untuk melepaskan insan yang dicintai pergi ke negeri yang abadi. Namun takdir itu lebih berhak!

Saya terpaku. Bait warkahnya saya baca berulang kali. Dia punya isteri yang solehah, puteri yang comel malah bakal menimang zuriat kedua. Ah! Tidak bahagia lagikah rafiq saya ini? Justeru saya tertanya-tanya sendirian, wujud insan ketigakah antara dia dan isterinya? Terus-terusan, mata saya melirik kalam warkah selanjutnya.

Haikal,
Puisi dan sastera telah menemukan kami. Dalam lembar nukilan, putik kasih kian menguntum. Aku terpana dengan bait puitisnya yang mengalun irama jihad. Justeru membangkitkan semangat dan mencabar ego lelakiku yang jarang sekali menukilkan sesuatu seperti itu. Nah! Aku semakin rasa tercabar tatkala isu Iraq menjadi perhatian utamanya. Kau tahu! Dia begitu hebat berhujah dengan isu tersebut, malah setiap inci kejadian di Iraq dinukilkan dalam lembaran karyanya. Wah! Hebat sekali perawan itu.
Paling aku kagumi ialah kesungguhannya mentafsir kejadian pengeboman di Bali lewat bait-bait puisinya. Kau tahu! Dia punya cara tersendiri menyokong gerak kerja sesuatu jemaah Islamiah. Tunggulah! Akan kukirimkan untukmu karya-karyanya. Pasti akan terkesan di hatimu.

Kiranya belum kumaklumkan padamu. Gadis yatim piatu, berlesung pipit nan ayu yang kukagumi itu asalnya dari negara seberang. Berdarah campuran Bugis dan Melayu. Keluarganya sebetulnya dari Tanah Melayu, namun berhijrah ke Acheh justeru menetap di sana. Kukira aku begitu bertuah kerana dapat mengenali perawan nan satu ini. Nawwar Zulaikha ! Seindah namanya, sesuci perjuangannya…

Festival Nusantara Penulis-Penulis Muda Indonesia dan Malaysia pertama kali menemukan aku dengan gadis itu. Suaranya menggegar dewan tatkala mengalun Ode Syuhada Palestin. “Malam yang menggerikan. Memerah darah suci syuhada Palestin. Fajar terbit pucat. Dalam keterpaksaan, menyuluh langkah kezaliman. Menyiat Al-Aqsa penuh kejam. Dan di sini kita, masih hidup tenang-tenang. Sedang di sana, bumi nan barakah direnggut kesucian.”

Saya semakin keliru. Dia terlalu mengkagumi gadis seberang nan satu itu. Siapakah Nawwar Zulaikha di hati Muadz? Ya! Sebetulnya, andai dihayati bait puisi Ode Syuhada itu, terus-terang saya katakan puisi itu ada nilai a’lanya. Justeru, hati saya meronta-ronta mahu membaca kalimah-kalimah selanjutnya.

Haikal,
Zulaikha begitu mengkagumi tanah tumpah kelahirannya. Katanya bumi Acheh itu adalah antara salah sebuah pusat sastera agama di nusantara suatu ketika dahulu. Seawal 1873, suara jihad mula bergegar di Acheh menentang pemerintahan Belanda. Jihad tidak hanya dalam perang senjata tajam, malah juga perang kertas. Para sasterawan Acheh telah memperjelaskan ide-ide perang dan jihad dalam dua hasil karya sastera teragung Acheh pada zaman itu : Hikayat Perang Sabil dan kumpulan syair Melayu yang khusus membicarakan peranan Habib AbdulRahman.

Pada akhir abad ke 16 dan abad 17, lahir sasterawan-sasterawan terbilang seperti Hamzah Fansuri, Syamsuddin, Ar-Raniry dan Abdul Rauf. Sekitar tahun 1750 hingga 1800, Palembang telah mengambil alih peranan Acheh justeru akibat kemunduran Acheh. Maka kesan yang lebih ketara pada period ini ialah pertentangan antara kaum Wihdatul Wujud dan Pembela Tasawwuf. Selepas itu, muncullah daerah Banjarmasin sebagai pusat berkembangnya berbagai-bagai syair, hikayat dan ceritapanji. Antara tokoh yang terkenal kala itu ialah Muhammad Arshad Al-Banjiri. Pusat sastera Melayu keempat ialah di Minangkabau pada 1850 hingga 1920. Tokoh-tokoh sastera seperti Ahmad Chatib Minangkabau sampailah ke Haji Rasul telah menerbitkan karya sastera agama dalam bahasa Melayu-kuno.

Nah! Ternyata gadis kelahiran Acheh ini begitu menambat hatiku justeru pengetahuannya yang begitu mendalam tentang sastera. Aku jua tidak mungkin dapat mencungkil informasi sastera lama sepertinya. Benarlah seperti katanya. Yang baru itu hadir daripada kekuatan yang lama. Pokok tidak akan dapat bertahan kala ribut dan taufan, andai tunjangnya tidak terpasak kukuh. Andai sastera dipinggir dan tidak dipedulikan di nusantara suatu ketika dulu,pasti sudah luput identiti bangsa.


Haikal,
Mengenali dan menghayati perjuangannya, membuatkan naluriku terkesan. Dia mengajarku berjuang melalui tinta. Justeru lewat warkah-warkahnya dari seberang pasti terselit satu puisi jihad yang menyemarakkan api semangatku. Nah! Aku tidak mampu menipu diriku lagi. Kerna aku semakin sedar yang hatiku sudah semakin dekat dengan hatinya. Lantas kuluahkan segala yang terbuku di dada. Menyunting gadis berdarah jihad itu menjadi suri hidupku. Justeru hanya dia yang kurasakan layak menjadi sayap kiriku untuk sama-sama terbang di daerah perjuangan mencari Maghfirah Ilahi.

Nah! Itulah lembar warkahnya yang terakhir. Setelah kunyatakan seikhlasnya harapan yang kusandarkan untuknya, dia membisu. Diam tanpa khabar. Mungkinkah aku hanya merenung purnama di langit yang tak mungkin jatuh ke ribaan menanti? Nawwar Zulaikha yang kugelar gadis jihad itu sepi dan khali daripada berita. Kenapa dia? Tidak layakkah aku untuk mawar suci sepertinya? Atau terlalu awalkah aku meluah hasrat?

Malam Deklamasi Puisi di Jakarta menemukan kami kembali. Takdir menyusun perpisahan dan takdir jua yang mempertemukan. Aku kepingin bertanyakan hal itu, namun kurasakan dia seakan mengelak. Wajahnya tidak seceria dulu. Dia kurasakan menyimpan beban derita nan sarat. Aku hampirinya. Memandang wajahnya, dia bukan gadis jihad yang kukenal. Bibirnya pucat. Matanya tampak keletihan. Dirinya kelesuan. Dapat kurasakan api semangat pudar dari dalam jiwanya. Pantas, aku bertanya keadaannya. Dia tersenyum kelat. Seketika, aku mulai ragu-ragu dengan senyuman itu.

Haikal,
Kau tahu apa yang terjadi? Dia jatuh pengsan sewaktu mendeklamasikan puisi di pentas. Aku jadi kaget. Dadaku sendat seakan-akan dihenyak sesuatu. Pantas, aku menawarkan diri membawanya ke rumah sakit. Lama dia diperiksa doktor dan awanan hitam menyelubungiku ketika doktor mengatakan dia perlu ditahan di wad. Kenapa? Aku semakin keliru. Kuhampiri Zulaikha bertanyakan hal yang sebenar. Nah! Baru kuketahui, selama 7 bulan kesepiannya itu, dia menjalani dialisis buah pinggang. Justeru terus-terusan tidak mahu membebankanku dengan derita sakitnya, dia mengambil keputusan mendiamkan diri.

Air mata yang kutahan tak mampu kubendung. Katanya, dia bukan wanita yang selayaknya untukku. Malah, dia yatim piatu yang dipelihara di rumah anak-anak yatim. Tidak pernah merasai saljunya kasih ayah. Tidak pernah merasainya lembutnya belai sayang seorang ibu. Lantas hanya tahu menagih simpati masyarakat menghulur wang saku untuk belanja hari-hari. Oh Zulaikha! Tak kutahu kisah hidupmu penuh ranjau lantaran semangat jihadmu yang telah menyembunyikan kesedihan dan duka sejarah hidupmu.

Hatiku semakin terpaut padanya. Kekentalan semangatnya dan kesabarannya menempuh ujian Ilahi membangkitkan rasa kasihku. Dia kulamar buat kesekian kalinya. Lantas menjujuh titisan jernih dari birai matanya. Kucuba menyakinkannya dengan keikhlasan dan kejujuran cintaku. Aku bersedia mengharungi segala-galanya bersamanya kerana daripada dialah kukenal erti perjuangan yang sebenar walaupun hanya melalui sebatang pena. Tak pernah kurasa kasih sebegini lantaran itu istikhorahku saban malam, hanya dirinya yang hadir mengetuk mimpi malamku.

Saya jadi tersentak! Murninya hati Muadz kerana rela menyunting kuntuman wardah itu menyeri bustan hatinya. Memang sukar untuk direalitikan namun saya kira Muadz sudahpun berjaya. Saya kagumi keikhlasan cinta Muadz sehingga saya sendiri malu mengingati kejahilan yang pernah saya lakukan dulu.

Haikal,
Bukan mudah untuk kuyakinkan dia. Namun, dengan Rahmat kasih Tuhan serta restu kedua ibu bapaku, cincin nan satu itu tersarung jua di jari manisnya. Dialah isteri solehah yang kudamba dapat bersama-samaku menyelusuri denai perjuangan seperti Ummul Mukminin Khadijah, sayap kiri perjuangan Rasulullah. Dialah permata hati yang kudamba dapat mendamaikan hatiku saat ujian getir menimpa. Dialah mestika yang kuharap mempunyai nurani nan taqwa, menunjukiku jalan kebenaran saat aku tersasar kesesatan, mempunyai nilai maruah yang tiada tandingan. Dan dialah wanita suci yang kudamba, menyusuri hidup penuh kesederhanaan. Lantas mampu menyejukkan hati setiap kali memandang. Dan kala malam nan kedinginan, rukuk dan sujud menagih cinta hakiki.

Dua minggu sekali, aku akan membawa Zulaikha ke pusat dialisis buah pinggang. Aku akui, dugaan nan berat perlu jua aku tempuhi kerana itu janjiku padanya. Malah telah kuthabatkan di hati bahawa segala-gala yang ditakdirkan Allah untukku pasti ada hikmahnya. Aku tidak kecewa lantaran aku sendiri yang mengambil tanggungjawab untuk melaksanakan tugas nan menduga ini. Kau tahu Haikal… Hatiku tersentuh saat jarum nan halus menmbusi urat-urat hijaunya. Ya Allah! Berat mata memandang, berat lagi bahu yang memikul. Kesabaran dan ketabahannya membuatkan aku semakin menyayanginya. Dia wanita setabah Sumaiyyah dan Masyitah.

Aku sudah tidak sanggup untuk melihat dia derita lagi. Aku mengambil keputusan nekad untuk membawanya ke China bagi menjalani pembedahan buah pinggang. Syukurlah! Allah itu Maha Pengasih. Zulaikha selamat dibedah. Setahun berlalu, dia turut menghadiahkanku dengan khabar yang cukup membuatkanku untuk lebih mengasihinya. Rumah kami bakal diserikan dengan kehadiran seorang cahaya mata, pengerat kasih aku dan dia. Ternyata kesihatannya dan kelahiran orang baru ke rumah kami, cukup untuk membuatkanku menghargai nikmat kehidupan ini.

Saya tersenyum sendirian. Syukurlah! Sahabat saya bertemu dengan wanita solehah yang sering didambanya. Bertuahnya Muadz kerana dikurniakan permaisuri hati sehebat Asiah. Wanita yang tidak gentar dengan kezaliman Firaun. Ya! Saya kagumi kesabaran Zulaikha mengharungi ujian sakit. Malah ujian dan dugaan itu jua yang mampu mendidik rohaninya menjadi insan yang lebih bertaqwa dan tahu menghargai nikmat yang dikurniakan Ilahi.




Haikal,
Terus-terusan aku mengkagumi kesabaran dan ketabahan wanita itu. Ketika aku membawanya bercuti, meraikan ulangtahun perkahwinan kami yang ketiga, Zulaikha mengadu sakit di pinggangnya. Rungutannya ternyata membuatku resah. Aku terus membawanya ke klinik menjalani pemeriksaan. Ya Allah! Hatiku berderai pecah, tatkala diagnosis doktor mengatakan bahawa isteriku hanya mampu hidup selama setahun sahaja lagi. Rabbi! Apa yang mampu kulakukan untuknya? Serasa gelap pandanganku dan serasa mahu saja kuberi nyawaku untuk dia terus menikmati hidup ini. Kupandang wajah yang penuh kepasrahan itu. Dalam ribaannya, Aisyatul Humaira’ kukucup. Kugenggam erat jemari Zulaikha. Titis memanik jernih tumpah ke jemariku. Hangat, namun kupasti penuh redha menghadapi ketentuan hakiki.

Suatu malam kala bayu kedinginan, bicara Zulaikha menyentak lamunku. Permintaannya cukup berat untuk kutunaikan. Dia memintaku berkahwin lagi. Aku terkesima! Mana mungkin! Ah… samudera kasihnya begitu dalam untukku, Haikal. Tidakkan mampu kucari wanita semurni Zulaikha. Katanya, cintanya padaku sekukuh cinta Zulaikha kepada Yusuf. Kerna cinta, dia sanggup mengorbankan segala-galanya demi kebahagianku. Masanya semakin suntuk. Dia tidak mahu kupertaruhkan hidupku semata-mata untuk dirinya yang bakal pergi. Nah! Hatiku semakin tersiat kala dia mengatakan dia sudah ada calonnya untukku. Seseorang yang mampu mengasihiku dan menjagaku lebih daripada dia menyayangiku malah wanita yang mampu menjadi ibu kepada Aisyatul Humaira’ dan anak-anakku kelak.

Terus-terang kukatakan padamu, aku tidak bersetuju dengan permintaannya. Biarlah aku bersamanya hingga ke akhir hayat kami. Aku cuba meyakinkan dia bahawa ajal maut itu di tangan Tuhan. Dengan takdir Ilahi berkemungkinan dia bisa hidup lebih lama lagi. Itulah yang selalu kudoakan dalam tahajudku saban malam. Kukatakan padanya, aku tidak akan mampu menerima cinta selain cintanya. Sementelah, dialah yang telah mempertaruhkan nyawa, berjuang antara hidup dan mati semata-mata untuk mmberiku zuriat.

Warkah Muadz membuatkan saya terkedu. Hibanya hati saya mengenangkan pengorbanan murni seorang wanita. Lantas memori bersama Wardah menerpa ke ruang ingatan. Benarlah! Mawar yang disirami air ketaqwaan akan bisa tumbuh subur, mewangi di jambangan hati.

Haikal,
Selepas pulang daripada mengajar, aku melihat Zulaikha berbual dengan seorang gadis yang tidak kukenali. Ah! Manis sekali gadis itu. Berbaju kuning langsat. Terserlah lagi keayuannya dengan tudung kuning berflora. Seperti biasa Zulaikha menyambut kepulanganku dengan senyuman. Dia mengajakku duduk dan memperkenalkanku kepada gadis itu. Kau tahu Haikal… Gadis yang diperkenalkan oleh Zulaikha itu adalah bakal isteriku. Nah! Aku tidak mampu menahan amarah lagi. Lantas aku bangun dan terus melangkah keluar. Kurasakan Zulaikha sudah hilang pertimbangan. Mana mungkin aku mengahwini gadis yang langsung tidak kukenali dan menduakan kasihku pada Zulaikha. Ah! Aku tidak akan bersetuju. Sampai bila-bilapun jawapanku tetap tidak.

Malam itu, Zulaikha menghampiriku. Seharian aku tidak berbicara dengannya. Kala itu, dia mula berbicara. Tuturnya yang lembut dan penuh hemah itu membuatkanku terharu. Dia meyakinkanku, segala-gala yang dilakukannya untukku adalah semata-mata untuk kebaikan aku dan puteri kami. Katanya, dia tidak yakin dia mampu memberi kebahagiaan kepadaku lantas dia redha dan pasrah dengan kehendak takdir. Puas dia beristikhorah mencari petunjuk Ilahi. Maka keputusan yang dibuatnya adalah rencana yang ditunjuki Rabbi. Mudah-mudahan aku dapat mengecap nikmat bahagia, melayari bahtera rumahtangga bersama Nasulhah, gadis pilihan Zulaikha untukku.

Benarlah! Takdir yang menjengah memerlukan kesabaran dan ketabahan kita sebagai hamba Ilahi nan dhoif. Seminggu selepas aku diijabkabulkan, Zulaikha pergi buat selama-lamanya. Kini, di pundakku tergalas amanah Zulaikha. Isteriku Nasulhah yang perlu kusayangi dan lindungi, kenangan cinta Zulaikha, puteri kami Aisyatul Humaira’ yang perlu kudidik dan kukasihi serta zuriat keduaku yang bakal lahir.

Aku mengasihinya Haikal! Dan selama-lamanya akan kekal begitu. Hatta tiada seorang pun yang kurasakan mampu menandingi kekuatan dan keutuhan pengorbanan Nawwar Zulaikha, srikandi cintaku!

Salam dari kejauhan,
Muadz Abrar…

Saya terpana. Tidak menyangka kisah dia berkesudahan begini. Saya seka memanik jernih yang bercucuran menitis. Benarlah! Pengorbanan sesuci itu hanya mampu dilakukan oleh insan yang benar-benar tabah dan jitu taqwanya. Ternyata, di sisi Muadz telah hadir seorang srikandi cinta yang telah membuktikan hebatnya kekuatan cinta seorang isteri buat suaminya. Moga Allah menyediakan Jannatul Firdaus yang di dalamnya mengalir sungai-sungai jernih serta diserikan dengan bustan indah buat srikandi cinta nan suci ini.


Ttd
Hedy kurniawan

CINTA SEJATI SEORANG IBU

Daftar Isi 1


~ CINTA SEJATI SEORANG IBU~______________________________ 2

~ IBUNDA KENAPA ENGKAU MENANGIS? ~____________________ 4

~ POHON APEL ~_______________________________________________ 6

~ TANGAN IBUKU ~____________________________________________ 9

~ CINTA IBUNDA ~___________________________________________ 11

~ KATA-KATA KASAR ~_______________________________________ 13

~ DO’A UNTUK ORANG TUA ~________________________________ 15


~ CINTA SEJATI SEORANG IBU~

"Bisa saya melihat bayi saya?" pinta seorang ibu yang baru melahirkan penuh kebahagiaan.

Ketika gendongan itu berpindah ke tangannya dan ia membuka selimut yang membungkus wajah bayi lelaki yang mungil itu, ibu itu menahan nafasnya. Dokter yang menungguinya segera berbalik memandang ke arah luar jendela rumah sakit. Bayi itu dilahirkan tanpa kedua belah telinga!

Waktu membuktikan bahwa pendengaran bayi yang kini telah tumbuh menjadi seorang anak itu bekerja dengan sempurna. Hanya penampilannya saja yang tampak aneh dan buruk.

Suatu hari anak lelaki itu bergegas pulang ke rumah dan membenamkan wajahnya di pelukan sang ibu yang menangis. Ia tahu hidup anak lelakinya penuh dengan kekecewaan dan tragedi. Anak lelaki itu terisak-isak berkata, "Seorang anak laki-laki besar mengejekku. Katanya, aku ini makhluk aneh."

Anak lelaki itu tumbuh dewasa. Ia cukup tampan dengan cacatnya. Ia pun disukai teman-teman sekolahnya. Ia juga mengembangkan bakatnya di bidang musik dan menulis. Ia ingin sekali menjadi ketua kelas. Ibunya mengingatkan, "Bukankah nantinya kau akan bergaul dengan remaja-remaja lain?" Namun dalam hati ibu merasa kasihan dengannya.

Suatu hari ayah anak lelaki itu bertemu dengan seorang dokter yang bisa mencangkokkan telinga untuknya. "Saya percaya saya bisa memindahkan sepasang telinga untuknya. Tetapi harus ada seseorang yang bersedia mendonorkan telinganya," kata dokter.

Kemudian, orangtua anak lelaki itu mulai mencari siapa yang mau mengorbankan telinga dan mendonorkannya pada mereka. Beberapa bulan sudah berlalu. Dan tibalah saatnya mereka memanggil anak lelakinya,

"Nak, seseorang yang tak ingin dikenal telah bersedia mendonorkan telinganya padamu. Kami harus segera mengirimmu ke rumah sakit untuk dilakukan operasi. Namun, semua ini sangatlah rahasia." kata sang ayah.

Operasi berjalan dengan sukses. Seorang lelaki baru pun lahirlah. Bakat musiknya yang hebat itu berubah menjadi kejeniusan. Ia pun menerima banyak penghargaan dari sekolahnya. Beberapa waktu kemudian ia pun menikah dan bekerja sebagai seorang diplomat.

Ia menemui ayahnya, "Yah, aku harus mengetahui siapa yang telah bersedia mengorbankan ini semua padaku. Ia telah berbuat sesuatu yang besar namun aku sama sekali belum membalas kebaikannya." Ayahnya menjawab, "Ayah yakin kau takkan bisa membalas kebaikan hati orang yang telah memberikan telinga itu."

Setelah terdiam sesaat ayahnya melanjutkan, "Sesuai dengan perjanjian, belum saatnya bagimu untuk mengetahui semua rahasia ini." Tahun berganti tahun. Kedua orangtua lelaki itu tetap menyimpan rahasia. Hingga suatu hari tibalah saat yang menyedihkan bagi keluarga itu.

Di hari itu ayah dan anak lelaki itu berdiri di tepi peti jenazah ibunya yang baru saja meninggal. Dengan perlahan dan lembut, sang ayah membelai rambut jenazah ibu yang terbujur kaku itu, lalu menyibaknya sehingga tampaklah bahwa sang ibu tidak memiliki telinga. "Ibumu pernah berkata bahwa ia senang sekali bisa memanjangkan rambutnya," bisik sang ayah.

"Dan tak seorang pun menyadari bahwa ia telah kehilangan sedikit kecantikannya bukan?"

Kecantikan yang sejati tidak terletak pada penampilan tubuh namun di dalam hati. Harta karun yang hakiki tidak terletak pada apa yang bisa terlihat, namun pada apa yang tidak dapat terlihat. Cinta yang sejati tidak terletak pada apa yang telah dikerjakan dan diketahui, namun pada apa yang telah dikerjakan namun tidak diketahui.

Kembali ke . . .1 Daftar Isi 1


~ IBUNDA KENAPA ENGKAU MENANGIS? ~

Suatu ketika, ada seorang anak laki-laki yang bertanya kepada ibunya. "Ibu, mengapa Ibu menangis?".

Ibunya menjawab, "Sebab, Ibu adalah seorang wanita, Nak".

"Aku tak mengerti" kata si anak lagi. Ibunya hanya tersenyum dan memeluknya erat.

"Nak, kamu memang tak akan pernah mengerti...."

Kemudian, anak itu bertanya pada ayahnya. "Ayah, mengapa Ibu menangis? Sepertinya Ibu menangis tanpa ada sebab yang jelas?"

Sang ayah menjawab, "Semua wanita memang menangis tanpa ada alasan"

Hanya itu jawaban yang bisa diberikan ayahnya. Lama kemudian, si anak itu tumbuh menjadi remaja dan tetap bertanya- tanya, mengapa wanita menangis

Pada suatu malam, ia bermimpi dan bertanya kepada Tuhan. "Ya Allah, mengapa wanita mudah sekali menangis?"

Dalam mimpinya, Tuhan menjawab, "Saat Kuciptakan wanita, Aku membuatnya menjadi sangat utama. Kuciptakan bahunya, agar mampu menahan seluruh beban dunia dan isinya, walaupun juga, bahu itu harus cukup nyaman dan lembut untuk menahan kepala bayi yang sedang tertidur.

Kuberikan wanita kekuatan untuk dapat melahirkan, dan mengeluarkan bayi dari rahimnya, walau, seringkali pula, ia kerap berulangkali menerima cerca dari anaknya itu.

Kuberikan keperkasaan, yang akan membuatnya tetap bertahan, pantang menyerah, saat semua orang sudah putus asa.

Pada wanita, Kuberikan kesabaran, untuk merawat keluarganya, walau letih, walau sakit, walau lelah, tanpa berkeluh kesah.

Kuberikan wanita, perasaan peka dan kasih sayang, untuk mencintai semua anaknya, dalam kondisi apapun, dan dalam situasi apapun. Walau, tak jarang anak-anaknya itu melukai perasaannya, melukai hatinya.

Perasaan ini pula yang akan memberikan kehangatan pada bayi-bayi yang terkantuk menahan lelap. Sentuhan inilah yang akan memberikan kenyamanan saat didekap dengan lembut olehnya.

Kuberikan wanita kekuatan untuk membimbing suaminya, melalui masa- masa sulit, dan menjadi pelindung baginya. Sebab, bukankah tulang rusuklah yang melindungi setiap hati dan jantung agar tak terkoyak?

Kuberikan kepadanya kebijaksanaan, dan kemampuan untuk memberikan pengertian dan menyadarkan, bahwa suami yang baik adalah yang tak pernah melukai istrinya. Walau, seringkali pula, kebijaksanaan itu akan menguji setiap kesetiaan yang diberikan kepada suami, agar tetap berdiri, sejajar, saling melengkapi, dan saling menyayangi.

Dan, akhirnya, Kuberikan ia air mata agar dapat mencurahkan perasaannya. Inilah yang khusus Kuberikan kepada wanita, agar dapat digunakan kapanpun ia inginkan. Hanya inilah kelemahan yang dimiliki wanita, walaupun sebenarnya, air mata ini adalah air mata kehidupan".

Maka, dekatkanlah diri kita pada sang Ibu kalau beliau masih hidup, berbaktilah, selagi masih ada waktu.....karena di kakinyalah kita menemukan surga.

Kembali ke . . .1 Daftar Isi 1


~ POHON APEL ~

Suatu ketika, hiduplah sebatang pohon apel besar dan anak lelaki yang senang bermain-main di bawah pohon apel itu setiap hari. Ia senang memanjatnya hingga ke pucuk pohon, memakan buahnya, tidur-tiduran di keteduhan rindang daun-daunnya. Anak lelaki itu sangat mencintai pohon apel itu. Demikian pula, pohon apel sangat mencintai anak kecil itu.

Waktu terus berlalu. Anak lelaki itu kini telah tumbuh besar dan tidak lagi bermain-main dengan pohon apel itu setiap harinya. Suatu hari ia mendatangi pohon apel. Wajahnya tampak sedih. "Ayo ke sini bermain-main lagi denganku," pinta pohon apel itu.

"Aku bukan anak kecil yang bermain-main dengan pohon lagi." jawab anak lelaki itu. "Aku ingin sekali memiliki mainan, tapi aku tak punya uang untuk membelinya."

Pohon apel itu menyahut, "Duh, maaf aku pun tak punya uang... tetapi kau boleh mengambil semua buah apelku dan menjualnya. Kau bisa mendapatkan uang untuk membeli mainan kegemaranmu."

Anak lelaki itu sangat senang. Ia lalu memetik semua buah apel yang ada di pohon dan pergi dengan penuh suka cita. Namun, setelah itu anak lelaki tak pernah datang lagi. Pohon apel itu kembali sedih.

Suatu hari anak lelaki itu datang lagi. Pohon apel sangat senang melihatnya datang. "Ayo bermain-main denganku lagi." kata pohon apel

"Aku tak punya waktu," jawab anak lelaki itu. "Aku harus bekerja untuk keluargaku. Kami membutuhkan rumah untuk tempat tinggal. Maukah kau menolongku?"

"Duh, maaf aku pun tak memiliki rumah. Tapi kau boleh menebang semua dahan rantingku untuk membangun rumahmu." kata pohon apel.

Kemudian, anak lelaki itu menebang semua dahan dan ranting pohon apel itu dan pergi dengan gembira. Pohon apel itu juga merasa bahagia melihat anak lelaki itu senang, tapi anak lelaki itu tak pernah kembali lagi. Pohon apel itu merasa kesepian dan sedih.

Pada suatu musim panas, anak lelaki itu datang lagi. Pohon apel merasa sangat bersuka cita menyambutnya. "Ayo bermain-main lagi deganku." kata pohon apel.

"Aku sedih," kata anak lelaki itu. "Aku sudah tua dan ingin hidup tenang. Aku ingin pergi berlibur dan berlayar. Maukah kau memberi aku sebuah kapal untuk pesiar?"

"Duh, maaf aku tak punya kapal, tapi kau boleh memotong batang tubuhku dan menggunakannya untuk membuat kapal yang kau mau. Pergilah berlayar dan bersenang-senanglah."

Kemudian, anak lelaki itu memotong batang pohon apel itu dan membuat kapal yang diidamkannya. Ia lalu pergi berlayar dan tak pernah lagi datang menemui pohon apel itu.

Akhirnya, anak lelaki itu datang lagi setelah bertahun-tahun kemudian.

"Maaf, anakku," kata pohon apel itu. "Aku sudah tak memiliki buah apel lagi untukmu."

"Tak apa. Aku pun sudah tak memiliki gigi untuk mengigit buah apelmu." jawab anak lelaki itu.

"Aku juga tak memiliki batang dan dahan yang bisa kau panjat." kata pohon apel.

"Sekarang, aku sudah terlalu tua untuk itu." jawab anak lelaki itu.

"Aku benar-benar tak memiliki apa-apa lagi yang bisa aku berikan padamu. Yang tersisa hanyalah akar-akarku yang sudah tua dan sekarat ini." kata pohon apel itu sambil menitikkan air mata.

"Aku tak memerlukan apa-apa lagi sekarang." kata anak lelaki. "Aku hanya mEmbutuhkan tempat untuk beristirahat. Aku sangat lelah setelah sekian lama meninggalkanmu."

"Oooh, bagus sekali. Tahukah kau, akar-akar pohon tua adalah tempat terbaik untuk berbaring dan beristirahat. Mari, marilah berbaring di pelukan akar-akarku dan beristirahatlah dengan tenang."

Anak lelaki itu berbaring di pelukan akar-akar pohon. Pohon apel itu sangat gembira dan tersenyum sambil meneteskan air matanya.

Ini adalah cerita tentang kita semua. Pohon apel itu adalah orang tua kita.

Ketika kita muda, kita senang bermain-main dengan ayah dan ibu kita.

Ketika kita tumbuh besar, kita meninggalkan mereka, dan hanya datang ketika kita memerlukan sesuatu atau dalam kesulitan.

Tak peduli apa pun, orang tua kita akan selalu ada di sana untuk memberikan apa yang bisa mereka berikan untuk membuat kita bahagia.

Anda mungkin berpikir bahwa anak lelaki itu telah bertindak sangat kasar pada pohon itu, tetapi begitulah cara kita memperlakukan orang tua kita.

Sampaikan pada orang tua kita sekarang, betapa kita mencintainya; dan berterima kasih atas seluruh hidup yang telah dan akan diberikannya pada kita.

Kembali ke . . .1 Daftar Isi 1


~ TANGAN IBUKU ~

Beberapa tahun yang lalu, ketika ibu saya berkunjung, ia mengajak saya untuk berbelanja bersamanya karena dia membutuhkan sebuah gaun yang baru.

Saya sebenarnya tidak suka pergi berbelanja bersama dengan orang lain, dan saya bukanlah orang yang sabar, tetapi walaupun demikian kami berangkat juga ke pusat perbelanjaan tersebut.

Kami mengunjungi setiap toko yang menyediakan gaun wanita, dan ibu saya mencoba gaun demi gaun dan mengembalikan semuanya. Seiring hari yang berlalu, saya mulai lelah dan ibu saya mulai frustasi.

Akhirnya pada toko terakhir yang kami kunjungi, ibu saya mencoba satu stel gaun biru yang cantik terdiri dari tiga helai. Pada blusnya terdapat sejenis tali di bagian tepi lehernya, dan karena ketidaksabaran saya, maka untuk kali ini saya ikut masuk dan berdiri bersama ibu saya dalam ruang ganti pakaian, saya melihat bagaimana ia mencoba pakaian tersebut, dan dengan susah mencoba untuk mengikat talinya.

Ternyata tangan-tangannya sudah mulai dilumpuhkan oleh penyakit radang sendi dan sebab itu dia tidak dapat melakukannya, seketika ketidaksabaran saya digantikan oleh suatu rasa kasihan yang dalam kepadanya.

Saya berbalik pergi dan mencoba menyembunyikan air mata yang keluar tanpa saya sadari. Setelah saya mendapatkan ketenangan lagi, saya kembali masuk ke kamar ganti untuk mengikatkan tali gaun tersebut.

Pakaian ini begitu indah, dan dia membelinya. Perjalanan belanja kami telah berakhir, tetapi kejadian tersebut terukir dan tidak dapat terlupakan dari ingatan saya.

Sepanjang sisa hari itu, pikiran saya tetap saja kembali pada saat berada di dalam ruang ganti pakaian tersebut dan terbayang tangan ibu saya yang sedang berusaha mengikat tali blusnya.

Kedua tangan yang penuh dengan kasih, yang pernah menyuapi saya, memandikan saya, memakaikan baju, membelai dan memeluk saya, dan terlebih dari semuanya, berdoa untuk saya, sekarang tangan itu telah menyentuh hati saya dengan cara yang paling membekas dalam hati saya.

Kemudian pada sore harinya, saya pergi ke kamar ibu saya, mengambil tangannya, menciumnya ... dan yang membuatnya terkejut, memberitahukannya bahwa bagi saya kedua tangan tersebut adalah tangan yang paling indah di dunia ini.

Saya sangat bersyukur bahwa Tuhan telah membuat saya dapat melihat dengan mata baru, betapa bernilai dan berharganya kasih sayang yang penuh pengorbanan dari seorang ibu. Saya hanya dapat berdoa bahwa suatu hari kelak tangan saya dan hati saya akan memiliki keindahannya tersendiri.

Dunia ini memiliki banyak keajaiban, segala ciptaan Tuhan yang begitu agung, tetapi tak satu pun yang dapat menandingi keindahan tangan

Ibu...

Kembali ke . . .1 Daftar Isi 1


~ CINTA IBUNDA ~

Apa yang menarik dari kisah Harry Potter? Bagi saya, novel anak-anak tersebut telah menyelipkan sebuah adegan menarik sekaligus mengharukan:

Kekuatan cinta seorang ibu. Voldemort --penyihir hitam paling ditakuti--tiba-tiba kehilangan seluruh kekuatannya ketika ingin membunuh seorang bayi, setelah sebelumnya berhasil menghabisi orang tua bayi itu. Dunia Mistik menjadi gempar atas kekalahan penyihir tersebut.

Ternyata, sampai detik-detik menjelang kematiannya, sang Bunda masih terus berupaya menyelamatkan Harry Potter yang masih bayi itu. Kekuatan cinta seorang Ibu, meskipun sang ibu telah tiada, telah mampu melindungi sang anak dari bahaya.

Lepas dari kisah Harry Potter, pernahkah kita menghitung berapa liter beras dan berapa jenis makanan yang telah dimasak oleh seorang ibu untuk anaknya, berapa meter lantai telah di-sapu dan di-pel oleh seorang ibu, berapa banyak keheningan malam dilalui sang ibu yang terjaga untuk anaknya, berapa kali kedua tangan sang ibu terangkat ketika berdo'a, dan berapa banyak air mata mengalir ketika sujud mendo'akan kebahagiaan dan keselamatan anaknya.

Sang Ibu telah bertahun-tahun menjelma menjadi perawat untuk penyakit batuk, demam, flu, cacar, ataupun sekedar luka di kaki akibat terjatuh.

Ketika seorang sahabat Nabi ber-thawaf mengeliling Ka'bah sambil menggendong ibunya yang sudah sepuh, ia bertanya pada Rasul yang mulia, "Sudahkah terbayar lunas semua jerih payah ibuku?"

Rasul yang mulia menjawab, "Tidak!, bahkan untuk menandingi rasa sakitnya saat melahirkan engkau pun tidak terbayar!"

Dalam bahasa lain, andaikan, sekali lagi, andaikan saja anda mempunyai gunung emas yang kemudian anda berikan semuanya berikut seluruh perbendaharaan harta anda yang lain untuk mengganti semua yang telah dilakukan oleh seorang ibu, niscaya itu semua belum mampu membayar satu malam saja saat-saat ibu mengasuh anda. Tidak pernah ada kata "cukup", "lunas", "terbayar" untuk membalas cinta seorang ibu.

Kita durhaka pada bunda bila bunda tinggal di rumah kecil dan bocor disana-sini, sementara kita tinggal di tempat yang nyaman; kita berdosa bila kita menikmati makan siang yang lezat dan penuh gizi sementara bunda hanya memakan seadanya; kita berdosa bila menghitung biaya sekolah anak dan karena itu menghindar membelikan obat bagi bunda yang tengah sakit; Kita berdosa bila kita dalam perjalanan yang sangat nyaman dalam mobil mewah, sementara bunda naik kendaraan umum yang penuh sesak; kita tergolong anak durhaka bila kita sanggup piknik atau jalan-jalan dengan isteri namun selalu saja punya alasan untuk tidak mengunjungi atau bersilaturahmi ke tempat bunda (atau berziarah ke kuburannya bila bunda telah tiada).

Jangan gunakan logika untuk berkhidmat pada bunda. Balas cintanya dengan cintamu. Kenapa? Karena "Ridha Allah terletak pada ridha orang tua," begitulah ajaran agama kita.

Bagaimana kita bisa membagi cinta kita untuk keluarga, pekerjaan, dan sekaligus untuk ibunda? Jawabannya adalah: kita tidak pernah membagi cinta; tetapi kita selalu melipatgandakannya. Balaslah kekuatan cinta ibunda dengan ketulusan cinta kita; insya Allah --seperti diilustrasikan dalam kisah Harry Potter di atas--cinta sang bunda akan terus melindungi kehidupan kita.

"Ya Rabb, ampuni dosa kami dan dosa kedua orang tua kami, dan sayangilah mereka sebagaimana mereka telah menyayangi kami sewaktu kecil"

Note : Buat renungan untuk kita semua, betapa besar dan agungnya cinta ibu kita kepada kita, sejak dalam kandungan hingga sekarang ini, setelah dewasa dan berdiri sendiri, dapat bekerja, pendidikan dan ajaran agama yang baik, semoga kiranya dapat menjadi pelajaran.

Kembali ke . . .1 Daftar Isi 1


~ KATA-KATA KASAR ~

Saya menabrak seorang yang tidak dikenal ketika ia lewat. "Oh, maafkan saya" adalah reaksi saya.

Ia berkata, "Maafkan saya juga; Saya tidak melihat Anda." Orang tidak dikenal itu, juga saya, berlaku sangat sopan. Akhirnya kami berpisah dan mengucapkan selamat tinggal.

Namun cerita lainnya terjadi di rumah, lihat bagaimana kita memperlakukan orang-orang yang kita kasihi, tua dan muda.Pada hari itu juga, saat saya tengah memasak makan malam, anak lelaki saya berdiri diam-diam di samping saya. Ketika saya berbalik, hampir saja saya membuatnya jatuh. "Minggir," kata saya dengan marah.

Ia pergi, hati kecilnya hancur. Saya tidak menyadari betapa kasarnya kata-kata saya kepadanya.

Ketika saya berbaring di tempat tidur, dengan halus Tuhan berbicara padaku, "Sewaktu kamu berurusan dengan orang yang tidak kau kenal, etika kesopanan kamu gunakan, tetapi anak-anak yang engkau kasihi, sepertinya engkau perlakukan dengan sewenang-wenang. Coba lihat ke lantai dapur, engkau akan menemukan beberapa kuntum bunga dekat pintu."

"Bunga-bunga tersebut telah dipetik sendiri oleh anakmu; merah muda, kuning dan biru. Anakmu berdiri tanpa suara supaya tidak menggagalkan kejutan yang akan ia buat bagimu, dan kamu bahkan tidak melihat matanya yang basah saat itu."

Seketika aku merasa malu, dan sekarang air mataku mulai menetes. Saya pelan-pelan pergi ke kamar anakku dan berlutut di dekat tempat tidurnya, "Bangun, nak, bangun," kataku.

"Apakah bunga-bunga ini engkau petik untukku?" Ia tersenyum, " Aku menemukannya jatuh dari pohon. "

"Aku mengambil bunga-bunga ini karena mereka cantik seperti Ibu. Aku tahu Ibu akan menyukainya, terutama yang berwarna biru."

Aku berkata, "Anakku, Ibu sangat menyesal karena telah kasar padamu; Ibu seharusnya tidak membentakmu seperti tadi."

Si kecilku berkata, "Oh, Ibu, tidak apa-apa. Aku tetap mencintaimu."

Aku pun membalas, "Anakku, aku mencintaimu juga, dan aku benar-benar menyukai bunga-bunga ini, apalagi yang biru."

Apakah anda menyadari bahwa jika kita mati besok, perusahaan di mana kita bekerja sekarang bisa saja dengan mudahnya mencari pengganti kita dalam hitungan hari? Tetapi keluarga yang kita tinggalkan akan merasakan kehilangan selama sisa hidup mereka.

Mari kita renungkan, kita melibatkan diri lebih dalam kepada pekerjaan kita ketimbang keluarga kita sendiri, suatu investasi yang tentunya kurang bijaksana, bukan?

Jadi apakah anda telah memahami apa tujuan cerita di atas? Apakah anda tahu apa arti kata KELUARGA?

Dalam bahasa Inggris, KELUARGA = FAMILY.

FAMILY = (F)ATHER (A)ND (M)OTHER, (I), (L)OVE, (Y)OU

Kembali ke . . .1 Daftar Isi 1


~ DO’A UNTUK ORANG TUA ~

(Diambil dari syahifah as-Sajjadiyah)

Ya Allah,
Rendahkanlah suaraku bagi mereka,
Perindahlah ucapanku di depan mereka.
Lunakkanlah watakku terhadap mereka dan
Lembutkanlah hatiku untuk mereka.

Ya Allah,
Berilah mereka balasan yang sebaik-baiknya
Atas didikan mereka padaku dan
Pahala yang besar
Atas kesayangan yang mereka limpahkan padaku,
Peliharalah mereka
Sebagaimana mereka memeliharaku.

Ya Allah,
Apa saja gangguan yang telah mereka rasakan,
atau kesusahan yang mereka derita karena aku,
atau hilangnya sesuatu hak mereka karena perbuatanku,
jadikanlah itu semua
Penyebab rontoknya dosa-dosa mereka,
Meningginya kedudukan mereka dan
Bertambahnya pahala kebaikan mereka dengan perkenan-Mu, ya Allah
sebab hanya Engkaulah yang berhak membalas kejahatan

dengan kebaikan berlipat ganda.

Ya Allah,
Bila magfirah-Mu telah mencapai mereka sebelumku,
Izinkanlah mereka memberi syafa'at untukku.
Tetapi jika magfirah-Mu lebih dahulu mencapai diriku,
Maka izinkahlah aku memberi syafa'at untuk mereka,
sehingga kami semua berkumpul
Bersama dengan santunan-Mu
di tempat kediaman yang dinaungi kemulian-Mu, ampunan-Mu serta
rahmat-Mu.

Sesungguhnya Engkaulah
yang memiliki Karunia Maha Agung,
serta anugerah yang tak berakhir dan
Engkaulah yang Maha Pengasih Diantara semua pengasih.

****

Mari kita kenang dosa kepada orang tua kita.
Siapa tahu hidup kita dirundung nestapa karena kedurhakaan kita.
Karena kita sudah menghisap darahnya, tenaganya, airmatanya, keringatnya.

Istighfar, istighfarlah
Barangsiapa yang matanya pernah sinis melihat orangtuanya.
Atau kata-katanya sering mengiris melukai hatinya, atau yang jarang
memperdulikan dan mendoakannya.
Percayalah bahwa anak yang durhaka siksanya didahulukan didunia ini.

Istighfar yang pernah mendholimi ibu bapaknya.

Astaghfirullahal Adhiim

Astaghfirullahal Adhiim

Kembali ke . . .1 Daftar Isi 1